Jejak Langkah Kami...

Rabu, 16 Juli 2008

Keep Your Teeth Clean and Healty (5)

Masih artikelnya Mbak Utiek dari milis nakita.. happy readinggggg.....
PEMERIKSAAN KE DOKTER GIGI

Perawatan sehari-hari di rumah saja tak cukup, gigi anak juga perlu diperiksakan ke dokter gigi secara berkala.
PAHAM PSIKOLOGI ANAK
Ingatlah, gigi susu dan gigi tetap hanya tumbuh sekali dan digunakan seumur hidup. Karena itu, perawatannya harus benar-benar diperhatikan. Dengan pergi ke dokter gigi, maka gangguan kecil bisa segera diatasi, seperti plak, karies, dan lainnya. Sangat baik jika yang kita datangi adalah dokter gigi yang memahami kondisi pertumbuhan gigi anak, beserta perilaku khas anak dan cara menghadapinya.
KENALKAN SECARA TEPAT
Membawa anak ke dokter gigi tak selamanya mudah. Pemeriksaan gigi butuh peralatan, yang menurut anak, mungkin sangat menyeramkan. Belum lagi dengan proses pemeriksaan yang bisa jadi cukup merepotkan. Untuk itu, kita perlu mengenalkan anak kepada sosok dokter gigi secara tepat supaya ia tak takut saat diajak berkonsultasi atau berobat. Pengenalan ini bisa dilakukan sejak giginya mulai tumbuh di usia 6-12 bulan.
AJAK MAIN DOKTER-DOKTERAN
Nah, agar anak mudah diajak ke dokter gigi, kita bisa melakukannya dengan mendekatkan anak pada sosok dokter gigi melalui permainan dokter-dokteran. Ciptakan imej yang positif tentang dokter gigi, semisal dengan mengungkapkan kebaikan yang dilakukan oleh dokter, "Dokter akan memeriksa gigimu dan bisa menyembuhkan kalau ada gigi yang sakit lo, Dek!"
MENDONGENG
Mengenalkan sosok dokter gigi juga bisa dilakukan lewat dongeng. Contoh, seorang anak yang sakit gigi lalu disembuhkan oleh dokter gigi, pengalaman menyenangkan saat ke dokter gigi, suasana menyenangkan di ruang praktik dokter gigi, dan sebagainya. Dongeng-dongeng ini akan membantu anak mendapatkan gambaran yang baik tentang dokter gigi.
APA YANG DILAKUKAN DOKTER GIGI DI KAMAR PRAKTIKNYA?
* Sering kali dokter meminta keterlibatan orangtua untuk mendampingi anak di ruang praktik. Nah, kita harus bekerja sama dengan dokter, misalnya mengucapkan kata-kata positif supaya anak tak takut. Ini sangat menentukan keberhasilan perawatan.
* Sebelum memeriksa, dokter akan melakukan pendekatan khusus supaya anak tidak takut, canggung, ragu-ragu, dan lainnya. Pendekatan biasanya dilakukan dengan menyapa, memperkenalkan diri, mengenalkan peralatan dokter, dan sebagainya. Umumnya dilakukan sambil bermain.
* Setelah itu dokter akan memeriksa atau menanyakan data riwayat medis sejak masa prenatal, perinatal, dan pascanatal.
* Selanjutnya, dokter melakukan pemeriksaan rongga mulut si kecil. Dokter juga memeriksa jumlah gigi susu sesuai usia atau tanda-tanda-tanda erupsi, memantau pertumbuhan lengkung rahang, proses erupsi gigi sulung, serta mengobservasi benih gigi dengan cara dirontgen (panoramic photo) bila diperlukan. Namun yang terpenting di sini, dokter tak langsung mengambil tindakan yang radikal, sebab akan membuat anak trauma dengan rasa sakit yang ditimbulkannya, semisal cabut gigi.
* Untuk mencegah karies, dokter biasanya melakukan fluoridasi atau aplikasi fluor, terutama jika pola makan anak cenderung tinggi karbohidrat. Tapi tanpa fluoridasi pun sebenarnya karies bisa dicegah dengan pasta gigi yang sudah mengandung fluor.
* Setelah memeriksa, dokter akan menganjurkan untuk datang kembali 3-6 bulan berikutnya guna memantau kembali pertumbuhan gigi anak. * Pada pertemuan berikutnya, dokter akan melakukan pemantauan seluruh gigi dan mulut, seperti ada-tidaknya plak, karies, pertumbuhan abnormal, dan lainnya. Kemudian, dokter akan melakukan perawatan dengan tindakan, antara lain membersihkan plak gigi dan karang gigi jika ada. Bila ada tindakan khusus, seperti pencabutan gigi, biasanya dokter akan meminta anak kembali sesuai kasus yang dihadapi. Perawatan biasa umumnya memerlukan kontrol pada 3 sampai 6 bulan berikutnya.

Tidak ada komentar: