Setelah saya menyelesaikan membaca imel ini, saya forward ke Ayah Nisa.. Dan ternyata gak sampe sejam kemudian, saya mendapatkan balasan seperti di bawah ini...
1. Sekarang tanganmu memang masih kecil, tapi nanti akan tumbuh besar sehingga perlu dilatih oleh ayah ibu sehingga kalau aku besar nanti aku akan bisa mengerjakan segala sesuatu sebaik ayah ibu atau lebih baik..
2. Matamu tidak akan ayah ibu larang untuk melihat dunia, namun sekarang kamu belum tahu mana yang perlu kamu lihat mana yang tidak perlu sehingga kalau ayah ibu larang melihat maka itu memang sebenarnya belum atau tidak boleh kamu lihat.
3. Dunia memang indah, tidak akan pernah cukup waktumu untuk menikmatinya, tapi ayah dan ibu tidak akan selamanya menemanimu, jadi waktu yang tersisa sekarang ayah ibu pergunakan untuk mengenalkan kamu pada semua yang harus kamu tangani saat kami sudah tiada.
4. Selembut apapun perasaanmu, anakku.. tidak akan lebih lembut perasaan ayah ibu padamu, bayangkan kelembutan yang yang kami berikan saat kamu pertama kali melihat dunia..
5. Karena kamu adalah hadiah dari Alloh, ayah ibu tidak akan menyia-nyiakan mu anakku. Namun, ingatlah wahai anakku, saat kami kembali menghadap-Nya, kami akan ditanya apakah hadiah yang Ia berikan telah menjadi hadiah yang benar dalam hidupnya dan ayah ibu harus pertanggungjawabkan itu. Untuk itulah kami beri kamu aturan dan larangan yang mungkin baru akan kamu mengerti kelak saat kamu menerima hadiah dari Alloh.
6. Maafkan ayah ibu kalau memberimu kritikan, namun tahukah kamu bahwa kritikan itulah bantuan dan dorongan ayah ibu padamu, karena saat kami tiada, kritikan juga akan selalu datang padamu meskipun mungkin itu bukan dorongan ataupun bantuan buatmu dan bila saat itu tiba, ayah ibu pun akan yakin kamu kuat menghadapinya karena dorongan dan bantuan padamu saat kami masih ada di sampingmu..
7. Kegagalanmu adalah kegagalan ayah ibu, nak.. biarlah ayah ibu yang merasakan kegagalan untukmu. Seandainya mungkin, cukup engkau lihat kami yang menghadapi kegagalan, belajarlah dari apa yang engkau lihat dari ayah ibumu ini, karena tiada pernah ada ayah ibu di dunia ini mau melihat kegagalan dialami anaknya.
8. Ayah ibu tidak lakukan yang banyak buatmu, nak.. hanya ayah ibu ingin menggunakan tangan dan kaki ini sebelum tangan dan kaki kami ini bergetar dan tak mampu melakukan apapun untukmu..
9. Jangan takut meninggalkan ayah ibu jika memang kamu perlu pergi mencari duniamu, meski dalam hati, ayah ibu selalu berharap engkau akan sesekali berkumpul bersama kami lagi.
10. Bawalah ayah ibu ke masjid saat napas kami telah tiada, ayah ibu ingin engkau yang mengantar kami saat kami menghadap kembali ke Sang Illahi, bukan orang lain...
1. Sekarang tanganmu memang masih kecil, tapi nanti akan tumbuh besar sehingga perlu dilatih oleh ayah ibu sehingga kalau aku besar nanti aku akan bisa mengerjakan segala sesuatu sebaik ayah ibu atau lebih baik..
2. Matamu tidak akan ayah ibu larang untuk melihat dunia, namun sekarang kamu belum tahu mana yang perlu kamu lihat mana yang tidak perlu sehingga kalau ayah ibu larang melihat maka itu memang sebenarnya belum atau tidak boleh kamu lihat.
3. Dunia memang indah, tidak akan pernah cukup waktumu untuk menikmatinya, tapi ayah dan ibu tidak akan selamanya menemanimu, jadi waktu yang tersisa sekarang ayah ibu pergunakan untuk mengenalkan kamu pada semua yang harus kamu tangani saat kami sudah tiada.
4. Selembut apapun perasaanmu, anakku.. tidak akan lebih lembut perasaan ayah ibu padamu, bayangkan kelembutan yang yang kami berikan saat kamu pertama kali melihat dunia..
5. Karena kamu adalah hadiah dari Alloh, ayah ibu tidak akan menyia-nyiakan mu anakku. Namun, ingatlah wahai anakku, saat kami kembali menghadap-Nya, kami akan ditanya apakah hadiah yang Ia berikan telah menjadi hadiah yang benar dalam hidupnya dan ayah ibu harus pertanggungjawabkan itu. Untuk itulah kami beri kamu aturan dan larangan yang mungkin baru akan kamu mengerti kelak saat kamu menerima hadiah dari Alloh.
6. Maafkan ayah ibu kalau memberimu kritikan, namun tahukah kamu bahwa kritikan itulah bantuan dan dorongan ayah ibu padamu, karena saat kami tiada, kritikan juga akan selalu datang padamu meskipun mungkin itu bukan dorongan ataupun bantuan buatmu dan bila saat itu tiba, ayah ibu pun akan yakin kamu kuat menghadapinya karena dorongan dan bantuan padamu saat kami masih ada di sampingmu..
7. Kegagalanmu adalah kegagalan ayah ibu, nak.. biarlah ayah ibu yang merasakan kegagalan untukmu. Seandainya mungkin, cukup engkau lihat kami yang menghadapi kegagalan, belajarlah dari apa yang engkau lihat dari ayah ibumu ini, karena tiada pernah ada ayah ibu di dunia ini mau melihat kegagalan dialami anaknya.
8. Ayah ibu tidak lakukan yang banyak buatmu, nak.. hanya ayah ibu ingin menggunakan tangan dan kaki ini sebelum tangan dan kaki kami ini bergetar dan tak mampu melakukan apapun untukmu..
9. Jangan takut meninggalkan ayah ibu jika memang kamu perlu pergi mencari duniamu, meski dalam hati, ayah ibu selalu berharap engkau akan sesekali berkumpul bersama kami lagi.
10. Bawalah ayah ibu ke masjid saat napas kami telah tiada, ayah ibu ingin engkau yang mengantar kami saat kami menghadap kembali ke Sang Illahi, bukan orang lain...
Whaaaa.... gak nyangka si Ayah bakalan nulis ini... dan saya baru baca beberapa poin saja sudah mulai nangis lagi... n now, I really can't stop my tears.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar