Huuuffff.. mungkin ini akan menjadi tulisan terpanjang saya yaa... entah akan ada berapa episode cerita tentang perjalanan kami untuk mendapatkan kehamilan ke dua saya...
Sebenarnya semua ini telah kami mulai sejak 5 tahun yang lalu, ketika Nisa memasuki ulang taun ke 5-nya... Tapi rupanya Allah baru memberikan rezeki itu sekarang, 5 tahun kemudian... Anyway, thanks to Allah that make it happened to us....
Tiga tahun lalu, ketika kami mulai serius untuk melakukan upaya sampai maksimal, dokter sudah memberikan rekomendasi bahwa untuk kondisi kami, yang terbaik adalah mengikuti program Bayi Tabung... Ya, kami tahu, apabila semua upaya tidak berhasil, pada akhirnya jalan itu yang harus kami tempuh... Tetapi, saat itu kami masih mikir-mikir, banyak pertimbangan, dan masih berharap bahwa masih ada jalan lain buat saya untuk bisa hamil selain melalui program Bayi Tabung ini. Dan karena saat itu umur saya "masih" 32 tahun, saya merasa masih punya banyak waktu untuk berpikir... bukankah saya masih punya waktu 3 tahun sebelum saya turning into 35 years....
Hmmm.. ternyata 3 tahun itu gak terasa yaaa... Tahu-tahu udah masuk tahun 2010, that's means.. time for me to be 35 years old, and by the end of that year, my husband was 38 years old... Awal tahun sempet mencoba ke ahli nutrisi, katanya dengan perbaikan pola hidup, bisa memudahkan terjadinya pembuahan... bismillah... Ternyata belum rejeki kami juga... Akhirnya, di penghujung tahun 2010, ketika kami berdua membuat resolusi untuk tahun 2011, kami memasukkan planning "hamil" sebagai prioritas utama... Bismillah, kali ini kami berniat, apapu rekomendasi dokter, insyaallah akan kami jalani... Kami sudah siap kalau swaktu-waktu dokter menganjurkan kami untuk program Bayi Tabung...
Atas pertimbangan jarak RS dan kantor saya saat ini, serta hasil ngobrol-ngobrol dengan temen yang udah pernah berhasil program BT di RS tersebut, akhirnya kami memutuskan untuk konsultasi dengan tim dokter di sana. Sebelumnya tentu saja kami juga sudah mengumpulkan informasi lain dari RS lain yang memang berkonsentrasi dengan program BT. Awal Januari 2011 kami mulai observasi awal (lagi) di RS yang kami pilih itu... diagnosis dokter kali ini menguatkan apa yang sudah direkomendasikan oleh dokter obgyn saya 3 tahun yang lalu... Yaahhh.. kami sudah siap mendengarnya.. dan sudah siap mental untuk mendengar rekomendasi dokter kali ini.. no otjer choice... kalo pengen hamil harus BT.. Baik dokter.....
Setelah itu, saya minta informasi yang lebih rinci lagi mengenai program BT ini kepada suster yang memang incharge.. sebelumnya saya pernah minta informasi by phone, dan telah dijelaskan oleh suster yang lain mengenai prosedur dan biaya (kayanya ini yang paling penting deh... hehehehe) BT di situ... tapi rupanya info yang saya dapat waktu itu kurang komprehensive, dan setelah saya tanyakan kembali dengan lebih rinci, saya mulai merasa kurang nyaman dengan prosedur dan sistem pembayarannya... Menurut saya, kok agak kurang fair bagi saya sebagai konsumennya... Dari situ, saya jadi ragu untuk meneruskan program di RS tersebut.. Akhirnya setelah berdiskusi dengan suami, kami memutuskan untuk tidak melanjutkan program BT kami di situ, dan kembali ke dokter Obgyn kami sebelumnya, yang 3 tahun lalu telah merekomendasikan kami untuk mengikuti BT.
Dengan berbekal data medis dan hasil pemeriksaan dari RS lama, saya kembali meluncur ke Morula IVF, Menteng, dan insyaallah sudah mantap untuk ikut program BT di sana... Kembali saya menemui dokter Indra Anwar dengan membawa hasil pemeriksaan sebelumnya... Konsultasi pertama, kami langsung bilang kalo kami mau ikut BT aja dok... dan yang membuat saya agak syok, dokter langsung menyarankan saya untuk mulai suntik malem itu juga.. Whattttt???? Kalo yang ini asli saya belum siap mental... hehehehe... Soalnya berdasarkan seminar yang saya ikuti di RS sebelumnya, suntikan pertama baru dimulai pada hari ke 21 dihitung sejak haid pertama.. lha ini kok ujug-ujug langsung disuruh suntik malem itu juga.... Ternyata metode yang dipakai beda, hehehehe... prosedur yang saya dapet dari seminar itu adalah metode long protocol, sedangkan yang akan digunakan oleh dokter Indra itu adalah short protocol... atau protocol antagonist.... walaaahhhh... pantesannnnn.....
Saya mencoba bernegosiasi dengan dokter mengenai kapan saya harus start program BT.. selain syok dengan waktunya, juga dengan dananya... hehehehe.. soalnya begitu memutuskan "Ya", berarti keluar dari ruangan dokter saya harus menebus obat suntikan dengan harga yang membuat dompet langsung robek.... Selain itu, alasan lain adalah, seminggu setelah hari kunjungan saya ke dokter, saya merencakan akan jalan2 ke Dieng dan Solo... walahhh... gimana dongggg.... Akhirnya kami minta tunda bulan depan aja programnya... dokter memperbolehkan... Alhamdulillah....
25 Februari 2011, haid hari pertama, saya langsung konsul ke Morula untuk cek calon sel telur yang diharapkan akan tumbuh selama program... Hasil usg, ada 7 calon sel telur yang terlihat.. alhamdulillah, karena pas bulan lalu itu cuma ada 5...
26 Februari 2011, mulai suntik Gonal-f, untuk menstimulasi pertumbuhan sel teluar, dengan dosis 300iu per sekali suntik. Jadi 1 box Gonal-f yang bikin dompet robek itu dipakai untuk 4 hari alias 4 kali suntik... Suntiknya tiap malem, jam yang sama, di tempat yang sama yaitu 2 jari di bawah pusar. Jangan ngilu ya bacanya.... saya dulu pas diterangin juga langsung ngilu, tapi pas udah ngerasain sendiri, ternyata gak seserem ngebayanginnya. Trus siapa yang nyuntik? Ya nyuntik sendiri... Whattt??? Gak percaya ya... hehehehe... pokoknya saking udah diniatin, apapun juga dijalanin deh... daripada saya harus bolak balik ke morula tiap malem jam 9, atau harus ke klinik praktek dokter deket rumah, alangkah ribetnyaaaa..... mending suntik sendiri aja lah.. diajarin juga kok caranya sama suster... Alhamdulillah selama proses suntik menyuntik tidak ada kendala yang berarti....
2 Maret 2011, usg lagi, ternyata sel telur yang tumbuh nambah 1, jadi ada 8 folikel.. Alhamdulillahhh... ternyata suntikan Gonal-f direspon dengan baik oleh tubuh saya... Lanjut suntik Gonal lagi dengan dosis yang sama sampe tanggal 5 Maret 2011. Tapi mulai tanggal 3 Maret 2011, suntikannya ditambah dengan suntik Cetrotide, yaitu suntikan untuk mencegah para folikel ini pecah sebelum waktunya... Kenapa mesti dicegah? Karena secara alamiah, sel telur ini kan tiap hari berkembang, bertambah besar... dan ketika sel telur ini sudah mencapai ukuran yang standar, dia akan matang dan pecah.. Nah, di program BT, ini harus dihindari karena kan folikelnya nanti akan dipanen sebelum pecah... kalo udah pecah duluan, apanya yang mau dipanen coba..... So, harus suntik Centrotide 3 hari berturut-turut, di waktu yang sama dan tempat yang sama juga dengan pas nyuntik Gonal-f. Sakit kah? Hmmm... gimana yaa... namanya ditusuk sama jarum, gak mungkinlah gak sakit... tapi yaa masa kita nyerah dengan rasa sakit sih... ngebayangin apa yang kita perjuangkan, rasanya suntik menyuntik itu gak ada apa-apanya deh.. lagian lebih sakit diambil darah kok... beneran dehhhhh....
4 Maret 2011, USG lagi... ternyata folikelnya 14 lhooo... rasa ppercaya diri dan optimis membuat saya semakin bersemangat untuk menjalani proses ini... terima kasih ya Allah.....
6 Maret 2011, USG terakhir dan tes darah untuk mengetahui kadar hormon estradiol... Dan yang membuat saya agak syok sekaligus senang, ternyata folikel yang tumbuh ada 21!! subhanallahhhh.... Saat ini kepercayaan diri saya bahwa saya bisa menyelesaikan program ini dengan hasil yang seperti kami harapkan, berada di titik tertinggi.. Kami sangat optimis bahwa program ini akan berhasil... aminnn... Malemnya, suntikan Gonal-f dan Cetrotide dihentikan, tapi diganti dengan suprefact. Waktu dan tempat nyuntiknya masih sama dengan Gonal. Dan teteuppp... nyuntik sendiri dongggg.... hehehehe... lama-lama kebal dengan jarum suntik deh... Hari itu juga, saya diberitahu bahwa sel telur akan dipanen (OPU-Ovum Pick Up) tanggal 8 Maret 2011 jam 9 pagi.
7 Maret 2011, tidak ada suntikan, disarankan banyak istirahat untuk mempersiapkan diri karena besoknya mau OPU...
8 Maret 2011, jam 7 pagi saya sudah standby di RS Bunda, lt 4 ditemani suami tercinta. Karena selama proses OPU saya dibius total, maka saya diharuskan puasa sejak semalam. Jam 8 pagi saya disuntik Ovidrel, itu suntikan untuk memecah sel telur. Hihihi.. bingung ya.. kemaren2 disuntik biar folikelnya gak pecah..sekarang malah dipecahin.... yaa emang gitu... kalo sekarang kan folikelnya udah mau diambil, jadi kalo gak dirangsang untuk pecah, ntar gak pecah2 dong... padahal untuk terjadi pembuahan itu sel telur harus pecah. begituuuuuu.... Ribet yak.... hehehehe... sedikitttt..... Proses OPUnya sendiri, saya gak tau apa-apa.. ya iyalahhh... kan dibius total... yang saya ingat, saya masuk ruang operasi jam 9.. jam 9.15 mulai dianestesi.. langsung blessss... gak inget apa-apa.. sadar-sadar jam 11 an kalo gak salah.. udah di ruang pemulihan dan udah ada Mas Nanang di sana... Katanya sih tadi sekitar 30 menit prosesnya... Yang pertama saya tanyakan ke suami adalah, berapa folikel?? Hihihi.. itu pertanyaan wajib kayanya.. soalnya kan emang itu yang kita tunggu-tunggu kannnn.... Ternyata ada 16 folikel yang diambil, tapi yang ada isinya (ada sel telurnya maksudnya..) ada 11. Trus juga kata suster, hasil tes hormon estradiol saya kok gak sesuai dengan kondisi sel telur saya... Deggggg.... rasa percaya diri saya seakan langsung terjun bebas mendengarnya... Bayangin aja, dari awalnya 7 folikel, naik jadi 8, 14, dan terakhir 21.. betapa optimisnya saya... ternyata dari 21 yang diambil 16 dan sel telurnya "cuma" 11... seleksi alam telah terjadi di sini... "Hanya" 50% dari jumlah folikel yang tumbuh saja yang berhasil ada telurnya... Tapi di titik ini saya masih tetap berpikir positif.. ahhh.. kan masih ada 11... yang dibutuhkan untuk transfer kan minimal "cuma" 3 embrio aja... insyaallah masih lebih dari cukup....
Setelah sel telur saya diambil, di hari yang sama akan dipertemukan dengan sel sperma suami dengan cara ICSI, yaitu satu sperma disuntikkan ke dalam 1 sel telur... Nanti, pada hari ke 3 setelah pembuahan, embrio seharusnya sudah membelah paling tidak 8 sel, dan akan ditransfer kembali ke rahim saya... Selama menunggu embryo transfer, saya tetap beraktifitas seperti biasa.. ngantor seperti biasa, meskipun perut agak2 sedikit ngilu... Saya tetep kontak dengan dokter Agustin, koordinator pasien di Morula, memantau perkembangan pembelahan embryo kami. Embryo Transfer dijadwalkan akan dilakukan tanggal 11 Maret 2011 jam 9.30 pagi. Sehari sebelum ET, saya dapet kabar, dari 11 sel telur tersebut ada 5 yang membelah jadi embryo... Kepercayaan diri saya yang tinggal setengah, semakin merosot aja mendengar kabar ini... Duhhh Gustiiiii.... kabar apa lagi yang akan saya terima besok pagi??? Lagi-lagi "hanya" 50% saja dari sel telur diambil, yang berhasil membelah.... Saya menaruh harapan yang sangat tinggi pada ke-5 embryo kami ini... Mudah-mudahan tidak terjadi hal yang buruk pada mereka... Terus terang saya cukup down dengan hasil per hari ini.. tapi suami saya tetep memberikan support kepada saya, bahwa saya harus tetap optimis.. gak boleh berkecil hati... dst..dst....
11 Maret 2011, akhirnya hari itu tiba... sebelum jam 9 pagi saya kembali sudah standby di Bunda ditemani suami. Jadwal kami pagi itu adalah Embryo Transfer, tetapi sebelumnya kami akan bertemu dengan bagian lab terlebih dulu untuk mendapatkan penjelasan mengenai perkembangan embrio kami... Duhhhhh.... deg-degan banget..... Berdasarkan penjelasan dari bagian lab, ternyata dari 11 sel telur, ada 2 yang tidak matang, jadi yang dibuahi ada 9 sel telur.. Naaahh.. dari 9 yang dibuahi, ternyata yang 4 tidak bereaksi alias tidak membelah.. jadi yang berhasil membelah itu ada 5 embryo... Daaannnn.... dari 5 itu, di hari ke 3 (pas mau ditransfer), ada 1 embryo kategori good, 2 moderate, dan 2 poor... jadi yang layak transfer ada 3.. yang poor gak bisa diapa2in lagi... Saya langsung drop demi mendengar penjelasan itu... embryo saya tidak ada yang termasuk kategori excelent... "hanya" 1 good dan 2 moderate... itu yang akan ditransfer hari ini.... dan setelah itu berarti saya tidak punya tabungan embryo lagi yang bisa dibekukan.. Kalo transfer pertama ini gagal, berarti saya harus mengulang proses BT ini dari awal lagi... Saya cuma bisa menghela nafas panjang untuk mengurangi tekanan mental dan sedikit menaikkan kembali rasa optimis saya.. Bagaimanapun juga, masih ada harapan, walaupun saya tahu kemungkinannya semakin kecil... Bismillah ya Allahhh... kami yakin yang terbaiklah yang akan Engkau berikan kepada kami.... Dan dengan perasaan galau yang masih belum sepenuhnya hilang, saya masuk kembali ke ruang operasi untuk proses ET.. kali ini suami boleh mendampingi sampai selesai... Proses ET sendiri lebih simpel dibandingkan saat OPU.. tanpa dibius.. Meskipun begitu, saya lumayan tegang juga, karena saya harus menahan BAK, padahal kondisi kandung kemih saya sedang penuh-penuhnya... Duuuhhhhh... tersiksaaaaaa..... Akhirnya proses ET berjalan lancar... dan tahap selanjutnya adalah menunggu "pengumuman" hasil BT, alias tes darah untuk mengetahui saya hamil atau tidak... Saat-saat yang paling tidak mengenakkan adalah saat menunggu... 2 minggu rasanya lamaaaa.....
Akhirnya tanggal 23 Maret 2001 kami terima raport, di saat saya dirawat di Bunda karena OHSS.. (btw, cerita tentang OHSS ntar diposting sendiri yaaa... biar yang ini gak kepanjangan....). Alhamdulillah, saya dinyatakan positif hamil 4 minggu dengan kadar hormon bHcg sebesar 141 (FYI, kisaran hormon bHcg untuk kehamilan 4 minggu itu 9-750). Tidak terlalu tinggi, tapi sangat kami syukuri... Di tengah suasana emosional saya yang benar-benar tidak menentu, program BT yang saya jalani berhasil... Seminggu kemudian saya tes ulang bHcg, dan hasilnya naik menjadi 1.523... Tanggal 6 April 2011, saya USG untuk yang pertama kali... Ada 1 kantong kehamilan di rahim saya, itu berarti dari 3 embryo yang ditransfer ada 1 janin yang berhasil menempel di rahim... Dalam hati kami, sebenarnya kami berharap diberikan kehamilan kembar, tetapi Allah berkehendak lain... Tapi berapapun itu, tak hentinya kami bersyukur atas kehamilan ini... Kami berusaha menjaga amanah Allah ini dengan sebaik-baiknya... semoga sampai pada saatnya dia bertemu kami nanti, selalu diberikan kesehatan, berkembang normal, lahir dengan selamat, tidak kurang suatu apa.. Aminnn... Meskipun ada episode panik karena bleeding sepulang kantor.. tapi alhamdulillah semuanya baik-baik saja... (Cerita soal bleeding ntar dulu yaaaa...)
N now, I'm standing here, with my 8 weeks pregnancy... Long time to go... But I always try to be optimist with it... Still hope and pray for the best but also prepare for the worst...